Jumat, 11 Mei 2012

Si Pembalap liar

Kemarin, hari kamis tanggal 10 mei nadya safitri prameswari itu lomba nyanyi solo di dinas pendidikan dalam rangka FLS2N (FESTIVAL LOMBA SENI SISWA NASIONAL). Nadya itu adalah vokalis di band aku SINKING CRUTCH. Jadi aku dan risky mulaputra (gitaris aku) berencana untuk nonton nadya nyanyi. Dan kebetulan karena nadya lomba nya itu pagi sekitar jam 11 atau 12an, aku sama risky mencari akal supaya bisa keluar pas istirahat pertama. Karena kalau minta izin ke guru piket pasti 1000% tidak di izinkan. Kenapa tidak, sedangkan untuk mengumumkan libur aja, sekolah itu nampaknya gak ikhlaaaaasssssss banget. Cuma bilang “besok kalian libur” aja SUUSSSAAAAHHH nya minta ampun. Malah gini sekolah bilang setiap ngumumin libur “besok kalian belajar DI RUMAH!!! Sekali lagi, besok kalian belajar DI RUMAAAHH!” keliatan sangat gak ikhlas nya. Apalagi kalau minta izin buat ini. PAAAARRAAAAHHH.

Jadi aku dan risky memutuskan untuk memanjat pagar belakang sekolah. “TTTTTEEEEEEEEETTTTTTTT!!!!!!!!!!!!!” bunyi bel tanda istirahat. Ini saat nya memulai operasi. *tratakdungcess* sampai di pagar belakang sekolah. Kami melihat kondisi sekitar. Kalau kelihatannya sudah aman, kami langsung memanjat pagar. Kalau di lihat dari bawah, pagarnya tidak terlalu tinggi. Tapi pas aku panjat(memanjat) tu pagar, MASYAALLAH! Sedang juga ni pagar. Mulai ku panjat tu pagar, lalu aku lompat ke bawah. Karena dari atas pagar sampai ke bawah itu lumayan tinggi, jadi pas mendarat ke tanah aku hampir tercebur ke comberan. Yaa kenapa tidak, tempat aku mendarat itu jaraknya hanya 2 jengkal dari comberan. Untung aku gak nyungsep. Si risky tertawa geli lihat kejadian aku tadi. Sampe merah muka dia tertawa. Anjrriiii! Nasib dahhh huuuh.

Setelah itu kami langsung ke tempat toke (warkop dekat sekolah). Sebelumnya risky udah meletakkan motornya di situ. Dengan sedikit basa-basi kami caoo ke dinas di JL.sutoyo. *skip* sampai di kantor dinas. Seperti orang tidak bersalah, kami nyelonong masuk ke kantor itu. Sesampai nya di tempat lomba, kami mencari tempat duduk. Dan ternyata di situ kami bertemu dengan guru kami, bu dilen dan bu daii. Untung guru itu baik, hehehe jadi kami tidak di marahin.

Sekarang giliran nadya untuk menyanyi. Nadya menyanyikan lagu bunda-melly goeslow. Tentu dengan bekal menyanyinya yang sudah mantap, nadya dengan sempurna menyanyi kan lagu tersebut. Setelah nadya selesai, aku dan risky pun mau kembali ke sekolah. Soalnya motor aku masih di sana. Karena pas itu masih jam 12.30, sekolah belum pulang. Jadi aku dan risky balik ke tempat toke lagi sambil nunggu setengah dua sekolah pulang. Sesampainya di toke, aku melihat ben duduk main laptop sendirian. Emang sih si ben ini sering ke sini. Ben ini anak kelas 3 yang baru selesai UN dan 1 ekskul teater dengan aku. Aku nyamperin ben.

‘ben, ngapain di sini sendirian.’ Aku bertanya. Si risky tiba-tiba menyambar omongan aku.
‘eh, ada abang ben.’ Kata risky. Dengan senyum muka memerahnya itu, aku melihat risky ini ngomong nya sepeti orang homo, gay, yang persis tepatnya seperti lekong yang biasa mangkal di korem. Jadi geli sendiri aku liat kawan aku yang satu ini. hehehe. Biarpun jelek-jelek gitu, dia itu gitaris lohh*ahaayyyyy*.
‘gak lagi ngapa-ngapain. Cuma hotspotan aja. Kalian dari mana ni? Kok gak sekolah?’ kata ben dengan muka bingung dan bibir nya yang doeweeerrr terbuka (uppsss maap, bukan dower, tapi seksiiiihhhh, hehehe).
‘ kami nonton nadya nyanyi di kantor dinas. Tadinya sih pagi kami sekolah, tapi kami belet lewat pagar belakang.’ Jawab aku.
Dan ehhhh, si risky nyambar lagi pas aku ngomong. Pake duduk di sebelah ben lagi. Mepet-mepet lagi badannya ke ben. Eeeuuuwww. Jelas sekali seperti pasangan homo. Hahahaha. (aku gak cemburu yaa. Jangan salah tangkap kalian).

Kami bertiga mengobrol-ngobrol akrab. Ketawa-ketiwi, saling ngejek dan saling sakat-sakatan(sakat=berdebat dengan tema gak jelas). Sambil nunggu setengah 2 rasanya lamaaaaa gilaakkk. Udah panas lagi ni warung toke. ‘coba di pasang AC ke.’ Dalam hati aku. Heh, tapi kalau warkop toke di pasang AC, yang ada pelanggan bukannya mesan, malah ngadem sambil tiduran di warkop. Sekalin aja ke di kasi spring bed lengkap dengan bantal dan guling. Jadi deh “warkop hotel toke. Hanya 2rb/malam.” Jleb, sama dengan harga teh es dong ke. ‘ Haadoooohhh lugiiiii waaaa’ pasti tepat wajah si toke. Huwaaahahaaa.

Tidak terasa sudah jam setengah 2. Dan murid-murid udah pada keluar. Risky mengantarku sampai di depan halte depan sekolah. Setelah itu dia langsung pulang dan aku mengambil motorku di parkiran sekolah. Kemudian aku mengendarai motorku dan langsung menuju rumah. Rumah aku di JL. Paris haji husin 2. Lumayan jauh dari sekolah. Tidak berapa jauh dari pas aku keluar sekolah, tiba-tiba ada orang melaju dengan kecepatan tinggi. ZZZZEEEEEEEPPPPP!!!! Hampir kaget aku melihatnya. Dan coba kalian tebak siapa orang yang ngebut itu??? Siapa hayoo?*TTTEEEEETTTTTT* Jangan suke nak nebak-nebak. Sotoy kau nih (hah keluar bahase melayu pontianak nye). Orang yang ngebut itu adalah lain dan tidak bukan, siapa lagi kalau bukan dita -_-. Dita ini memang kebiasaannya suka ngebut-ngebut. Rumah dita ini di sui raya dalam, dekat dengan rumah aku. Jadi aku dan dita satu arah jalan.

Terlintas di pikiran aku untuk mencoba kejar dita. Ternyata dita Cuma bisa laju saat sepi dan jalanannya lurus. Hah kesempatan, pas sedikit macet di sepakat, aku kejar die. Terus udah dekat dengan dita, aku sejenak termenung melihatnya dari belakang. Wah, indah. Dan tiba-tiba dita mempercepat lajunya. Tidak lamak kemudian dita sudah jauh di depan.
‘ ini anak dulu nya ngidam apa coba ibunya?’
‘pasti pas ibunya ngandung dia, ibunya lagi lomba balap motoGP di sepang malaysia.’ Pikir hayalku.

Aku terus mencoba kejar dita lagi. Dan aku lihat kecepatan aku mencapai 60km/jam. Biasanya aku mengendarai motor hanya sampai batas kecepatan 40km/jam. Ya ALLAH!!! Sawan-sawan(takut) juga aku ikut kebut-kebutan. Aku tahan-tahan sawan aku. Aku kejar dita nya lagi dan akhirnya dapat juga. Sekarang aku tepat di belakangnya. Kemudian dita melaju dengan kecepatan tinggi lagi dan aku tertinggal lagi agak jauh. Sampai di lampu merah masjid jihad, dita belok ke kanan menuju MT haryono. Jalan yang biasa aku lewatin juga. tapi karena dita lepas dari lampu merah, aku memutuskan untuk bujur saja supaya tidak kena lampu merah dan berharap bisa bertemu lagi di JL ayani.

Kebanyakan orang bilang, “kalau jodoh itu tidak lari kemana-mana”. Memang ssuuupeerrr seeekkkaaalllliiii (versi mario teguh). Aku bertemu lagi sama dita di ayani. Haha itu berati tandanya jodohkan? Sekarang mulai mendekati lampu merah bundaran bambu runcing. Dita masih di depan dengan kecepatan mungkin di atas 60km/jam. Ehhh dita nya tidak kena lampu merah lagi. Aku yang di belakangnya melihat rambu lalu lintas itu sudah berubah warna. Dari kuning ke merah. Ini aku ke jebak lampu merah nih. Gak bisa ngejar dita dong. Kate kau aku berenti. Name tebiat orang pontianak, maok lampu ijau kek, lampu kuning kek, merah kek, kate die trobos, di trobosnye lah. Haram nak berenti. Brenti pon gare-gare ade polisi gak (keluar agik melayunyeee haha).

Lewat dari bundaran dita semakin laju ngendarain motornya. Lumayan jauh tapi aku masih bisa melihatnya. Tiba-tiba dita belok ke BLKI. ‘mau kemana dia? Kan itu bukan jalan menuju rumahnya?’ pikirku. Mau ke rumah kawannya mungkin. Yahhh tapi tidak apalah. Bisa featuring kebut-kebutan tadi sama dia. Udah cukup bagi aku bisa melihat dia. Senang, senyum-senyum sendiri aku di motor. But it’s ok. Maybe next time we will race together again, hahaha. Dasar dita si pembalap liar.



2 komentar: