Rabu, 09 Mei 2012

9 mei 2012

Hari ini aku merasa seperti tersambar oleh petir yang dashyat. Meskipun tidak ada hujan atau badai, entah kenapa seperti itulah yang aku rasakan hari ini. Sembilan mei duaribudua belas. Salah satu hari yang terburuk yang aku rasakan selama 2 bulan terakhir. iya, selama 2 bulan terakhir. Setelah aku tahu bahwa aku di unfollow dan di block dari twitternya. Lagi lagi dan lagi timbul pertanyaan lagi yang tidak bisa kujawab. Ada apa?... kenapa?... begitu marahkah kau dengan ku?... ku tampung lagi pertanyaan dalam hati. Dan tidak tahu mungkinkah pertanyaan ini akan terjawab?....
Ku temui lagi sebuah jalan yang berliku dan berkelok-kelok. Berjalan sendiri setapak demi setapak seorang diri. Kapan jalanan ini akan berujung? Seperti tenaga yang lama-kelamaan akan habis. Begitu juga aku, yang suatu saat akan lelah juga berjalan di jalanan yang beliku dan berkelok ini. Tapi aku tidak tahu kapan aku akan merasa lelah atas jalanan ini. Apakah itu lelah hati? Mungkin saja. Kita tidak tahu kapan hati akan bicara. Karena hati bisa berubah dengan sendirinya.
Aku mencoba menulis apa yang kurasa. Apa kau tahu yang kurasa saat ini? Perasaan ini Sakit taa, sakit! Kau tidak akan pernah tahu taa sebelum kau merasakan sakit ini! Kenapa aku harus merasakan sakit ini lagi? Cukup emi taa yang buat aku sakit. Kenapa kau beri aku rasa sakit ini lagi? Kenapa?... rasa cintaku ini lebih besar di bandingkan rasa bencimu terhadap ku.
Taa, ini aku taa rezii, aku yang dulu selalu tertawa dan berbagi apapun bersamamu. Bukannya aku ingin mengungkit-ungkit yang sudah lalu, tapi coba kau ingat lagi kenangan kita yang dulu. Begitu indahkan taa??? Kalau dulu kita selalu bercerita bertiga dengan dila di bangkumu, sekarang aku hanya bisa bercerita ke dila saja taa. Aku merasakan ada yg tidak lengkap di saat aku bercerita. Aku kehilangan seseorang taa. Aku kehilanagan kau. Dan aku juga kehilangan separuh dari diri aku taa. Separuh dari diri aku itu ada di diri kau. Sekarang diri kau menjauh membawa pergi separuh diri aku. Kau pergi dan seakan menutup sebelah matamu atas semua ini. Kau seperti beranggapan tidak pernah terjadi apa-apa di antara kita. Seakan-akan kita tidak pernah memiliki rasa yang sama.

1 komentar: