Gue, salah satu murid di SMAN 4 PTK merasa risih, bingung sekaligus jengkel dengan fenomena-fenomena yang ada dan yang selalu terjadi di sekolah-sekolah. Salah satu fenomena yang paling risih menurut gue yaitu tentang “EKSISTENSI” dan “PAMOR”. Di sekolah-sekolah terkemuka, yang namanya pamor atau eksistensi itu berlaku sangat kuat banget sob. bagi lo lo yang pamornya rendah atau nggak eksis di sekolah, derajat diri atau omongan lo di sekolah pasti nggak di pake sob. Karena hanya “manusia-manusia keren” itu yang selalu mendominasi sekolah. Nah, lo yang pamornya rendah Cuma di anggap menyampah aja sob di sekolah itu. Tragis, tapi inilah kenyataannya.
Pertanyaan, bagaimana seseorang itu bisa menaikan keeksistensian derajat dirinya??? Salah satunya yaitu dengan bergabung di bidang ekskul. Contoh ekskul yang cepat menaikkan pamor seseorang itu adalah ekskul CHEERLEADERS. Lo sependapat nggak tuh sob sama gue??? Para wanita tentu sangat mendominasi pada bidang ini. itu mengapa para wanita lebih cepat naik pamornya di bandingkan laki-laki. Ya kenapa nggak cepet sob pamornya naik??? CHEERS, kalo sudah ikut lomba, itu goyangannya MASYAALLAH HEBOH MENCETAR BAHANAKAN SOB! Yang namanya laki-laki kalo sudah lihat cewek bergoyang, biarpun muka si cewek kayak malam jum’at, tetep aja kelihatannya malam minggu tuh cewek. “CHEERS salah satu ekskul yang menutupi keburuk-rupaan seseorang dengan bergoyang”. Hehehehe piss ya mbak bro. Tapi CHEERS juga di dominasi dengan cewek yang good-looking juga kok sob. Kayak sekolah gue, rata-rata pada cantik semua sob.
Tapi sayangnya, ada segelintir orang yang salah dalam menggunakan derajat dirinya sob. Orang yang biasa salah menggunakannya ini adalah anak-anak kelas 3. Tahu kenapa??? Karena mereka menganggap bahwa mereka ini paling senior, dan paling berkuasa di sekolah. Anak kelas 1 dan 2, harus patuh pada kakak senior ini. apabila tidak, yaa sudah tahu sendirikan akibatnya. Anak kelas 1 dan 2 seperti terpenjara di lingkungan sekolahnya sendiri. Senioritas terlalu di junjung tinggi di situ. Ini jelas-jelas salah sob!!! Yang namanya eksistensi itu bukan untuk menindas yang pamornya lebih rendah. Sadar atau nggak, kita mungkin pernah melakukannya sob. Jadi mulai dari sekarang kita harus bisa mengontrol diri sendiri. Untungnya sekolah gue nggak seperti itu. Murid-murid dari kelas 1 sampe dengan kelas 3, semuanya kompak abis sob. Seakan pamor tidak berarti apa-apa bagi kami. Apalagi kalo ada pertandingan futsal di GOR, kami selalu kompak mendukung tim futsal sekolah kami bertanding. Dengan warna merah sebagai ciri khas sekolah kami. Itu mengapa kami selalu mendapatkan predikat sebagai “the best supporter” berturut-turut dalam setiap event yang ada. WE KEEP A SOLID AND WE LOVE TETRA.
Dan ngemeng-ngemeng masalah derajat diri, lo tahu nggak kalo korban PHP itu derajatnya lebih rendah dari pada mereka yang jomblo. Survei sudah berkata sob. karena kalo kita tela’ah, cerita hidup si korban PHP ini lebih tragis dari pada si jomblo. Ya kenapa nggak, si korban PHP mencari cinta atau mencari pasangannya ke mana-mana. Menebar pesona kesana kemari, setelah dapt yang pas, eh malah di PHP-in. Si korban PHP ini di tolak dengan berbagai alasan pula. “aku itu Cuma anggap kamu teman aja. Nggak lebih” atau “bukannya aku nggak mau jadian sama kamu, aku Cuma takut kamu sakit aja nantinya” atau yang lebih parah lagi “aku Cuma pengen anggap kamu sebagai abang aku doang, karena aku nggak ada abang buat curhat kayak kamu” memuakkan sekali ya sob. Apalagi kalo kita di PHP-in sama seseorang yang umurnya di bawah kita. 2x lipat lebih tragis lagi sob. Coba lihat kisah hidup mereka yang jomblo. Mereka cool-cool aja dalam masalah percintaan. Karena mereka berpikir, ada ataupun tidak ada pasangan, bukan masalah yang terlalu penting untuk mereka pikirin. Karena mereka punya banyak waktu kosong yang bisa di habiskan bareng temen-temennya, dari pada harus memikirkan masalah tadi. Itulah salah satu enaknya menjomblo sob.
Ingat sob, pamor atau eksistensi bukanlah segalanya di hidup ini. memang kita juga perlu apa itu pamor atau eksistensi. Tapi jangan kita jadikan prioritas utama untuk mendapatkannya. Masih ada banyak hal yang lebih bermanfaat sob ketimbang mengejar hal yang begituan. Biarkan pamor dan keeksistensian diri itu berkembang dengan sendirinya. Dan dengan kemampuan, ilmu serta iman sebagai medianya. Karena dengan 3 hal inilah yang akan mengangkat derajat diri lo di dunia dan di akhirat kelak.
@handrezy
"Tulisan tidak hanya sebuah tulisan. tetapi tulisan memiliki banyak makna atas apa yang di tulis. so, welcome in my blog. enjoy it."
Kamis, 21 Februari 2013
“semakin bertambah umur seseorang, semakin terlihat pula perubahannya”
Dulu waktu gue kelas 3 SMP, gue punya seorang pacar. Namanya endah. Waktu itu endah masih duduk di kelas 1 SMP. Aneh kan, gue yang udah mau nginjak SMA waktu itu, malah masih ngecengin anak ababil yang baru tamat SD.” Ini apa karena gue pedofil ya?” Ah ya nggak lah. Gue dan endah SMPnya berbeda. Gue SMP di salah satu sekolah islam di kota gue MTSN1 pontianak, dan endah di SMP negeri 10 pontianak. Gue udah lupa pertama kali gue kenalan. Soalnya udah hampir 3 tahun lebih sob gue putus.
Nah, sekarang gue duduk di kelas 3 SMA, dan endah duduk di kelas 2. Tentu sekolah gue dan endah ini berbeda sob, tapi masih 1 kota. Baru baru ini gue suka hotspotan bareng temen gue dan online facebook. Gue jadi teringat sama endah begitu melihat dia juga sedang online. Karena hampir 2 tahunan kalo nggak salah, gue dan endah hilang kontak, jadi gue chat aja si endah. Dan akhirnya gue tukeran no hp lagi sama endah. Awalnya bagus-bagus aja, tapi gue ngerasa ada yang lain dari endah yang sekarang. Kalo dulu pas gue pacaran sama endah, endah ini orangnya agresif, perhatian, balas sms nggak pernah singkat dan sering banget nelpon gue. Tapi sekarang endah berubah total sob. nggak seagresif dulu, nggak ada perhatian-perhatiannya sama sekali, dan yang paling gue nggak nyangka, endah balasnya singkat abis sob. “ini apa salah gue yang dulu mutusin dia, apa gue kena karma???” *hening*..............
Jadi gue berpikir sejenak, dan menela’ah semua ini. gue dapat kesimpulan, bahwa endah yang sekarang bukanlah endah yang dulu baru tamat SD. Endah yang sekarang mungkin mempunyai sosok yang lebih dewasa dari yang dulu. Dan salah satunya adalah faktor umur. Banyak orang bilang kalo “umur tidak menentukan seseorang itu dewasa apa tidak”. Tapi pepatah ini nggak berlaku untuk endah sob. Umur juga turut andil dalam perubahan diri seseorang. Ntah itu menjadi dewasa atau sebaliknya. Tergantung dari diri kita masing-masing. Dan yang pasti, gue mendapat 1 pelajaran penting lagi tentang kehidupan yang abstrak ini. umur, perubahan, dan kedewasaan memiliki kaitan yang sangat erat dalam hidup kita. Jadi hargailah hidup kalian selagi masih bisa.
@handrezy
Nah, sekarang gue duduk di kelas 3 SMA, dan endah duduk di kelas 2. Tentu sekolah gue dan endah ini berbeda sob, tapi masih 1 kota. Baru baru ini gue suka hotspotan bareng temen gue dan online facebook. Gue jadi teringat sama endah begitu melihat dia juga sedang online. Karena hampir 2 tahunan kalo nggak salah, gue dan endah hilang kontak, jadi gue chat aja si endah. Dan akhirnya gue tukeran no hp lagi sama endah. Awalnya bagus-bagus aja, tapi gue ngerasa ada yang lain dari endah yang sekarang. Kalo dulu pas gue pacaran sama endah, endah ini orangnya agresif, perhatian, balas sms nggak pernah singkat dan sering banget nelpon gue. Tapi sekarang endah berubah total sob. nggak seagresif dulu, nggak ada perhatian-perhatiannya sama sekali, dan yang paling gue nggak nyangka, endah balasnya singkat abis sob. “ini apa salah gue yang dulu mutusin dia, apa gue kena karma???” *hening*..............
Jadi gue berpikir sejenak, dan menela’ah semua ini. gue dapat kesimpulan, bahwa endah yang sekarang bukanlah endah yang dulu baru tamat SD. Endah yang sekarang mungkin mempunyai sosok yang lebih dewasa dari yang dulu. Dan salah satunya adalah faktor umur. Banyak orang bilang kalo “umur tidak menentukan seseorang itu dewasa apa tidak”. Tapi pepatah ini nggak berlaku untuk endah sob. Umur juga turut andil dalam perubahan diri seseorang. Ntah itu menjadi dewasa atau sebaliknya. Tergantung dari diri kita masing-masing. Dan yang pasti, gue mendapat 1 pelajaran penting lagi tentang kehidupan yang abstrak ini. umur, perubahan, dan kedewasaan memiliki kaitan yang sangat erat dalam hidup kita. Jadi hargailah hidup kalian selagi masih bisa.
@handrezy
Langganan:
Postingan (Atom)